Jumat, 14 Desember 2012

Dalam tulisan ini


Aku yang mewakili, orang yang selalu disalahi, karena cinta ini, sepasang perempuan yang saling mengasihi.

Untuk kalian yang pandai menghakimi,
untuk kalian yang tidak memahami,
untuk kalian pemerhati kami,
untuk kalian yang merasa jijik saat mengetahui.

Kalian tidak bisa membayangkan seperti kami,
sampai kalian merasakan sendiri,
terjebak dalam situasi dan kondisi seperti ini.

Seandainya saja kalian mengerti, kami tidak ingin dicaci maki,  tidak juga di jauhi, kami hanya ingin sendiri, menikmati dunia kami, tanpa ada yang merasa dirugi, biarkan kami begini.

Kamis, 13 Desember 2012

Mereka dengan Kami berbeda



Mereka mempunyai panggilan sayang yang di ucapkan di depan umum

Mereka bisa memasang status berpacaran di facebook kemudian di link ke pasangannya

Mereka bisa bergandengan tangan sepanjang jalan menunjukan bahwa mereka tidak ingin kehilangan satu sama lain

Mereka bisa bermesraan di tempat umum yang menunjukan bahwa mereka mempunyai hubungan special



Kami mempunyai panggilan sayang yang hanya diucapkan saat berdua

Kami mempunyai status tanpa di ketahui orang lain

Kami selalu takut kehilangan satu sama lain tanpa harus bergandengan tangan

Kami berpendapat mesra adalah milik berdua bukan untuk dipertontonkan



Mereka dengan kami, berbeda..

Kami mempunyai cara sendiri untuk melalukan berbagai hal bersama

Kami bahagia dengan cara kami

Senin, 10 Desember 2012

Menangislah




Berada dalam gumpalan emosi, di penuhi dengan amarah
Rasa sesak di dada kian menyelimuti
Mengatur nafas yang kian tersedak tak beraturan

Seperti ada goresan silet di salah satu jari,
bahkan lebih dari itu seperti halnya luka yang diguyur air alkohol
Begitu sakit dan sangat menyiksa

Beberapa usaha dilakukan untuk melupakan itu semua namun tetap tak bisa
Mencari celah untuk keluar dari situasi ini
Sesekali lendir dari lubang hidung keluar
Selembar tisyu sudah  dipakai untuk menyumbatnya

Ingin rasanya merusak apa pun yang ada di hadapanku saat ini
Ingin rasanya berteriak sekencang-kencangnya hanya sekedar melafalkan huruf ‘a’
Namun yang bisa kulakukan hanya menarik nafas dalam-dalam

Tak tertahan air mata pun keluar dari kelopak mata menuju pipi
Bukan lemah, bukan menyerah pada keadaan,
Hanya sebuah simbol bahwa aku juga manusia yang mempunyai perasaan

Semoga hanya dengan itu bisa mewakili sekaligus mengobati perasaan ku saat ini

Minggu, 09 Desember 2012

Nonton




Matahari tepat di atas kepala bertanda bersahabat pada siang hari itu, aku pun sudah siap untuk menjemput dia yang telah menunggu ku sejak tadi. Selama perjalanan aku sudah membayangkan ketika dia tepat berada di belakang punggungku sambil memegang pinggang dengan ringan, meski saat itu matahari bersembunyi dan hujan menyelimuti tubuh ku, seketika memudarkan bayanganku. Sambil memperhatikan jalan, ku sempatkan untuk mengetik pesan singkat kepada dia.

Bw jkt  (bawa jaket)

Akhirnya  aku pun sampai di depan sebuah rumah dengan barisan besi hitam yang melindungi sekitarnya. Tak lama penghuninya pun keluar di balut jaket sesuai permintaanku, dan bertambah cantik ketika dia menyuguhkan sebuah senyuman manis khasnya. Dia duduk dibelakang ku hampir mirip dengan apa yang aku bayangkan selama perjalanan tadi. Hujan yang rintik-rintik ikut menemani perbincangan kami selama di perjalanan.

Hari itu memang kami sudah berencana untuk menonton sebuah film yang sudah dia nanti sejak lama, sesampainya di tempat pembelian tiket nonton sepertinya operator sudah mengetahui bahwa aku akan memesan untuk 2 orang karena sudah sejak lama dia memang disampingku ikut mengantri. 

Dia
Niat banget ga sih kita dateng-dateng langsung masuk theater.

Dengan situasi yang memang amasih sepi dan masih bisa terhitung penonton lainnya yang baru menempati tempat duduknya seperti kami.

Tak peduli film apa yang mau di putar karna untuk mu moment berdua dengan mu yang ingin aku habiskan setiap waktu ku, ujarku dalam hati. Tak lama ku lihat dia sering menggerakan kedua tangannya, ku pastikan dia baik-baik saja, tangan kanan ku langsung menghampiri tangannya, dan benar saja, dia kedinginan, karna jaketnya sengaja, tak dia pakai yang di simpan di penitipan barang, mungkin karena basah selama perjalana tadi. Tanpa mendapat ijin darinya ku langsung melepaskan jaket yang ku pakai dan selimuti tubuhnya yang mulai kedinginan karena suhu ruangan yang cukup dingin,

Dia
Apasih, kamu nanti pasti kedinginan.

Aku pun tersenyum, dan berpura-pura kembali fokus menatap layar film di depan ku. Andai dia tau aku lebih fokus memperhatikan mu daripada fimnya.