Rabu, 21 November 2012

Maaf


Cuaca siang itu terasa sangat dingin, dengan bau tanah bau yang khas saat turunnya hujan. Terlihat gadis duduk terdiam seolah memikirkan sesuatu. rasa kecewaan tampak jelas dalam wajahnya, rasa sendu menyelimuti siang itu.


Hujan seperti mewakili perasaannya, kemudian disusul dengan tetesan air mata yang jatuh perlahan melewati pipi, bibir hingga lehernya. Meluapkannya segala perasaannya, dengan air mata, bukan tangisan haru atau bahkan kebahagiaan, tetapi kekecewaan yang mungkin amat terdalam yang dia rasakan sehingga dia pun tidak dapat lagi membendungnya.

Tahukah dia bahwa setiap tetesan air mata yang keluar dari mata indahnya seolah mencabik-cabik hati ini? Hanya diam yang bisa aku lakukan, menunduk, memikirkan kembali apa yang telah aku lakukan hari itu. 

Bukan hanya ingin menghapus air matanya, tetapi juga menghapus luka yang ada di hatinya. Mengulang semuanya kejadian hari itu, tanpa menyisakan luka dan kekecewaan. Hanya satu kata yang mewakili perasaan ku siang itu. Maaf....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar